Monday, February 29, 2016

Ada Penampakan di Benteng Gunung Putri

benteng gunung putri
Percaya atau tidak! Ada penampakan di Benteng Gunung Putri di atas bukit siang itu ( 01/03/2015 ).  Dua penampakan terjadi di bagian dalam benteng dan satu lagi tepat berada di samping susunan tangga kecil menuju atap benteng. Baca juga cerita gunung penampakan makhluk astral

Dari arah timur bukit, tampak sebuah bekas pintu gerbang berbentuk seperti gapura melengkung  dengan dua buah anak tangga sempit mengapit kedua sisi pintu gerbang. Kedua anak tangga itu akan membawa kita menuju sisa-sisa dinding tembok bagian luar benteng.
benteng gunung putri
gerbang Benteng Gunung Putri
Masuk lewat gerbang tersebut kita akan dihadang oleh lapisan tembok putih dengan tiga buah ceruk yang berfungsi sebagai jendela di bagian luar. Tembok putih tebal itu merupakan bagian terdepan dari Benteng Gunung Putri yang tampak dari luar. Sebagian besar bangunan benteng tersebut terkubur di dalam tanah.

Pada sisi kiri kanan benteng terdapat akses pintu menuju ke dalam ruangan benteng. Dibangun pada saat perang dunia pertama, Benteng Gunung Putri berfungsi sebagai tempat pengintaian. Ruangan di dalam benteng dipisahkan oleh sekat diperkirakan merupakan tempat penyimpanan senjata.
benteng gunung putri
pintu masuk sebelah kanan dengan 3 ceruk jendela
Jika kita menelusuri Benteng Gunung Putri dari bagian luar tembok pembatas paling luar maka kita akan menemukan beberapa sisa bangunan yang serupa seperti pada bangunan di pintu gerbang. Ada yang memperkirakan total bangunan tersebut lebih dari empat. Sebagian besar kemungkinan sudah rusak atau masih terkubur di dalam tanah. Tidak ada yang tahu pasti.
Benteng Gunung Putri
bagian dalam benteng
benteng gunung putri
cerobong asap dari salah bangunan
Cara menuju Benteng Gunung Putri
Ada dua rute yang bisa dipergunakan untuk mencapai lokasi. Salah satunya melalui wanawisata Jayagiri jika Anda suka hiking atau trekking di daerah pegunungan. Alternatif lain adalah melalui jalan gunung puteri, sebelum daerah sebelum Cikole.

Dan rute mana yang lebih serem, saya sendiri tidak tahu. Serem di sini dengan pengertian 'ada peluang bertemu dengan penampakan'. Saya sendiri amit-amit kalau ketemu penampakan , tapi kalau ketemu juga, ya, namanya nasib.

Saya ingat dengan jelas. Tidak ada sensasi tubuh meriang atau bulu kuduk yang tiba-tiba berdiri apalagi sampai ada firasat aneh. Semua berlangsung seperti biasa-biasa saja. Saat itu saya sedang berpikir apakah harus menggunakan flash di dalam bunker atau tidak. Bagian dalam agak gelap tapi anehnya cahaya masuk lewat ceruk jendela terlalu terang.

Saya melakukan tes shot dengan mengambil angel dari dalam bunker. Pada tes tersebut terlihat ada sedikit gumpulan cahaya dekat ceruk jendela. Reaksi awal saya, filter lensa saya berembun.  Setelah saya bersihkan, saya ambil ulang. Ternyata gumpalan cahaya semakin banyak. Dan shot ketiga menampakan wujud yang semakin jelas.
benteng gunung puteri
test shot 1 : tampak dua gumpalan cahaya
benteng gunung putri lembang
test shot 2 : semakin banyak dan semakin jelas
benteng gunung putri lembang
test shot 3 saat di zoom : tampak berwujud orang?
Hasil test shot membuat saya yakin, bukan kamera salah yang bermasalah. Gumpalan cahaya itu kemungkinan besar adalah orb dalam dunia misteri. Saya buru-buru keluar dari dalam benteng dan memilih untuk mendiamkannya.

Saya tidak mau dekat-dekat dengan benteng pertama, namun tidak ada niat untuk segera meninggalkan lokasi. Alih-alih saya pindah ke benteng di sebelahnya. 

Melalu view finder kamera, saya melihat banyak gumpulan cahaya kecil berterbangan seperti kunang-kunang di atas rumpun rerumputan dekat tangga menuju atas benteng. 
benteng gunung putri lembang
banyak gumpalan orb seperti kapas di ujung tangga
Saat saya mencoba memotonya, kamera saya macet dan auto fokus kesulitan mencapai fokus dan terus bergerak mencari titik fokus. Biasanya hal ini terjadi kalau objek yang mau kita photo berada satu tone dengan warna latar atau terlalu gelap. 

Saya memilih manual fokus dan saat berhasil, orb sudah berkurang banyak seperti hasil photo di atas. Tapi coba lihat corak pada salah satu cabang pohon di atas. Terlihat seperti jelangkong berambut panjang bukan?
benteng gunung putri, lembang
seperti sesuatu berambut panjang bukan?
Hih!!! Serem. Untung sadarnya pas di rumah dan lihat-lihat photo. Kalau tahu saat itu juga, mungkin langsung kabur pulang. Selain kedua tempat tersebut, di salah satu bagian dalam benteng yang lainnya, juga terjadi kejadian hampir sama.

benteng gunung putri , lembang
lihat cahaya aneh dari sebelah kiri
Semua ini terjadi di lokasi yang sama, hari yang sama, jam berbeda. Percaya atau tidak ada penampakan di Benteng Gunung Putri, terserah Anda. Saya cuma sharing saja.

Friday, February 26, 2016

Menguntit Cewek Cantik Berambut Maskulin

Hari itu saya menguntit cewek cantik berambut maskulin.  

Saat itu Minggu siang, ( 21/02/16 ) sekitaran jam 2 siang saya bersama komunitas ulin jarambah yang baru turun gunung dari Curug Sawer Cililin berkumpul di gedung bekas stasiun radio Nirom.

Sebagai orang yang disoriented, tidak pintar baca peta, serta tukang nyasar, saya binggung bagaimana caranya mau pulang. Kemudian saya memutuskan untuk bareng yang pulang ke arah Cimahi.

Tapi ada yang bilang kenapa tidak pulang lewat Soreang saja. Lebih dekat, katanya. Kalau ada yang pulang lewat Soreang, kenapa tidak! Masalahnya siapa yang pulang lewat sana?

Jadi hari itu saya memutuskan secara sepihak untuk menguntit cewek cantik berambut maskulin. Karena dia satu-satunya yang mengambil rute ke sana.

Tubuh boleh kecil, tapi bawa motornya nga pake nyicil. Ngebut habis. Beberapa kali saya hampir kehilangan bayangannya. Kadang saat berhenti di lampu merah, tubuhnya tenggelam di antara di kerumunan pemotor berbadan badak. Dari belakang saya cuma bisa melihat sepotong bahu ditempel tas backpack coklat tergantung miring.

Saat mendekati persimpangan lampu merah Batujajar, saya dilanda kebinggungan. Apakah saya mengikuti yang lain ke Cimareme atau belok lewat Kerkoff saja. Pilihan kedua sepertinya lebih aman -- saya pernah pulang-pergi lewat sana.

Tapi si cewek cantik berambut maskulin itu tidak memberi saya kesempatan untuk memutuskan. Setelah lampu hijau dia langsung melonjak memacu motornya seperti kijang.

Otomatis saya pun mengejar dia ke daerah asing yang baru pertama kali saya lintasi. Plang papan menunjuk arah stadium jalak harupat, tapi dia belok ke kanan dan menjauh tempat itu.

Cuaca mendung, hujan tanggung. Saya menguntit dengan ketat tapi tak mampu mendekat. Cewek berambut maskulin meliuk-liuk menerobos jalan kecil menuju persawahan, menuju kompleks perumahan asing lalu keluar memotong jalan menuju desa.

Hari semakin mendung. Senja gelap perlahan datang merayap. Dan dia tak jua melambat. Bagaimana kalau saya tersesat? Di siang bolong saja saya tidak bisa hapal rute jalan apalagi kalau malam gelap.

Saya benar-benar khawatir.

Keluar dari perkampungan, saya melihat cewek berambut maskulin itu semakin memacu kendaraannya. Kali ini melewati jalan kecil jarang orang lewat. Tak lama kemudian kembali memasuki kompleks perumahan dan detik itu saya mendapat firasat ada sesuatu yang salah.

Saya menambah kecepatan motor. Pada jarak sekitar dua meteran cewek cantik itu menerobos masuk ke dalam sebuah gang kecil di samping masjid. Gang itu sedemikian kecilnya sehingga untuk pertama kalinya  ia memacu motor dengan pelan.

Saya sadar ada sesuatu yang tidak pada tempat. Saya mematikan motor dan memperhatikan dari tengah jalan kecil itu. Di depan mata, cewek itu kemudian masuk ke dalam sebuah rumah.

Saya tersentak dan hampir tertawa ketika menyadari saya telah melakukan kesalahan. Saya telah menguntit cewek cantik itu sampai ke rumahnya. Parahnya saya tidak tahu lokasinya.

Pelan-pelan saya memundurkan motor keluar gang.

"Ikuti jalan besar. Jangan belok-belok sampai ketemu jalan raya. Ambil kanan kalau mau ke Katapang." kata orang yang saya tanya.

Jalan raya tersebut adalah jalan terusan kopo. Saya lega karena megenal angkot hijau jurusan kalapa-soreang yang melaju di jalan tersebut. Karena linglung saya putar ke arah kanan sesuai petunjuk. Ke Katapang lah saya pergi.

Setelah beberapa saat kemudian, saya tahu seharusnya saya ambil arah berlawanan menuju kopo bukan kapatang. Masa saya ke Soreang lagi....Rumah makin jauh dong!!!

Haduh!! Dasar disoriented linglung parah.

Ada yang punya pengalaman yang sama ?

catatan kecil : saya tidak tahu apakah cewek cantik berambut maskulin itu sadar bahwa dia telah di-stalking sejak dari Cililin. Saya punya pikiran, jangan-jangan dia sadar makanya dia ngebut kemudian buru-buru nyumput.

Wednesday, February 24, 2016

Enteng Jodoh di Curug Sawer Cililin

curug sawer cililin bandung

Seharusnya saya tidak ikut ke Curug Sawer Cililin hari itu

Sehari sebelumnya, Sabtu 20/02/16, saya menyumbang 100cc darah lebih banyak dari biasanya. Saya tahu, seharusnya tidak melakukan itu karena keesokannya saya ada acara ke Curug Sawer bersama komunitas ulin Jarambah ( KUJ ). Alih-alih beristirahat, saya malahan ikut acara bedah buku di cafe Jadul bersama Aleut dan begadang sampai jam 11 malam.

Subuh hari Minggu, hujan yang turun entah sejak kapan tidak juga berhenti. Si penguasa rumah mulai wanti-wanti. Pagi itulah saya merasa tak seharusnya saya pergi. Namun  saya bilang, saya bisa jaga diri.

Curug Sawer terletak di desa Karang Tanjung - Cililin memiliki beberapa air terjun bertingkat. Untuk mencapai lokasi curug, dari terminal Leuwipanjang naik bus Madona, dari daerah Cibiru bisa naik Kotrima. Kalau motoran dari Cimahi bisa mengambil arah ke Cimareme menuju Batujajar. Patokannya adalah SMA Negeri 1 Cililin.

Disebut Curug Sawer, konon cerita pernah ada putri dan pangeran mengadakan acara saweran di curug tersebut. Siapa sang putri atau siapa nama pangeran tidak ada penjelasan lebih lanjut. Saya juga tidak menemukan catatan online pernah ada kerajaan di sekitar Cililin. Namun penduduk setempat percaya kalau mandi di curug tersebut bisa enteng jodoh.
bekas gedung stasiun radio
"Stasiun radio NIROM Cililin  (Nederlandsch-Indische Radio-omroepmaatschappij) 1908-1916 dirintis oleh Raymond Sircke Hessilken dengan membebaskan lahan tanah seluas 17 hektar yang  kemudian ditambah lagi sekitar 10 hektar. Namun ternyata stasiun ini kurang berfungsi dengan baik karena dikelilingi lembah sehingga dibiarkan terlantar. Stasiun radio kemudian dipindahkan ke Gunung Puntang." Photo diatas merupakan koleksi : Rudy Praja



Seharusnya saya tidak ikut ke Curug Sawer Cililin hari itu.

Tiba di gedung SMA Neg.1 Cicilin, saya merasa bersemangat dan tak sabaran untuk segera memulai perjalanan menuju curug. Saya tidak sadar beberapa insiden memalukan akan segera menyusul. Ah, memang seharusnya saya tidak memaksakan diri kalau kurang fit.

Bangunan sekolah SMAN 1 Cililin itu ternyata adalah bekas rangkaian bangunan dari stasiun NIRON yang telah beralih fungsi menjadi sekolah. Sedangkan bangunan utama yang berfungsi sebagai stasiun radio hanya berjarak beberapa meter dari sekolah. Bangunan tersebut dalam kondisi kosong dan terlantar. Salah satu bangunan di samping  stasiun radio itu sendiri telah berubah menjadi kandang ayam dan entog. Sedangkan gerbang masuk Curug Sawer itu sendiri tidak jauh di bagian belakang gedung tersebut.

Menuju Bukit Gantole.
Bukan komunitas jarambah namanya kalau mencari jalan pintas termudah. Ceritanya biar sekali jalan dua tiga objek wisata dikunjungi. Maka kita pun mengambil jalan pintas terjauh dengan memutari Bukit Gantole menuju curug.
gantole cililin
venue gantole untuk PON XIX/2016, Kampung Cihurang, Desa Singajaya
Untuk mencapai lokasi venue dari SMAN 1 Cililin ambil arah ke Bandung. Ambil patokan pom bensin Managi, cari gerbang Desa Singajaya.  Terus saja ikuti jalan kecil menanjak ke atas sejauh 3 kilometer. 

Seharusnya saya tidak ikut ke Curug Sawer hari itu 

Bertiga bersama Rudy Praja dan Sidik memimpin jalan di depan. Jalan setapak beraspal mengular dan meliuk-liuk ke atas meninggalkan rumah penduduk. Kiri kanan hanya ada tumbuhan semak diselangi pohon satu dua.

Lima menit pertama saya masih bisa mengimbangi langkah mereka dan menimbrung pembicaraan. Menit berikutnya saya mulai keteteran bersamaan dengan semakin menanjaknya jalan setapak. Jalurnya stabil naik-naik dan naik terus. Tidak ada turunnya, apalagi bonus jalur rata untuk mengatur napas. Awalnya saya cuma ketinggalan lima meter di belakang, kemudian tercecer semakin jauh di belakang.
gantole cililin
jalur mengular ke atas
Rombongan dari belakang satu demi satu mulai menyusul. Tanpa saya sadari, posisi saya sudah berada paling belakang. Saya benar-benar kehabisan napas di kilometer pertama.

Sepuluh langkah disusul terduduk sekian menit dengan napas ngos-ngosan. Kepala mulai terasa ringan, keringat dingin besar-besar seperti bulir jagung. Dari batok kepala keringat mengucur tanpa halangan. Sesekali keringat itu singgah sebentar ke mata sehingga membuat perih. Dari ketek, keringat meluncur mulus sampai ujung jari dan keringat dari punggung membuat pantat terasa lembab.  

Kalau kamu menggira penderitaan ini sudah maksimal, maka saya bilang ini baru permulaan. Selain harus berjuang menahan supaya tidak  jack-pot alias muntah, saya juga tersiksa oleh gerakan peristaltik usus yang terus mendorong sesuatu agar keluar. Tentu saja saya tidak mau Kang Rudi, Mas Sidik cs terpana mendengar suara semilir angin sepoi-sepoi yang menerobos keluar dari pintu rahasia.
curug sawer
sungai citarum dari ketinggian
Pemandangan di kilometer mendekati puncak cukup ciamik. Titik-titik atap rumah kota Cimahi serta kotak-kotak hamparan hijau dilingkari sungai Citarum bagaikan  tataan batu mulia di atas gelang emas. Tapi, suerrr...saat itu saya sama sekali tidak bisa menikmatinya.

Selain berjuang supaya tubuh bagian atas dan bawah tidak bocor, masih ada insiden kecil. Celana coklat quick-dry hasil hunting ke Cimol Gedebage mulai memperlihatkan wujud aslinya.

Shitt...dah! Ternyata ritsleting celana bekerja dengan baik cuma untuk menjaga agar pusar dan 10cm ke bawah dari bagian tubuh saya yang paling tersembunyi tidak kepanasan dengan cara mempertontonkan isinya.
Zippernya celana itu terus menggangga seperti mulut ikan mujahir diangkat dari air. Bagaimana pun saya berusaha, zipper sialan itu tetap tidak mau menutup. Supaya tidak malu, saya mengakalinya dengan sering-sering menarik celana ke atas ( suka melorot ) dan  menarik ujung baju kaus saya semakin ke bawah. Tak lupa berdoa, semoga tidak ada seorang pun menyadari insiden tersebut.
curug sawer
landasan pacu gantole
Mendekati puncak gantole, saya berhasil mendekati rombongan terakhir dan di antara bisik-bisik saya menguping pembicaraan.

"Untung  si-H tidak ikut hari ini. Pasti lebih lama lagi."

Dan saya mendadak menjadi Om H yang paling merana saat itu. Saya akui karena saya, perjalanan kali ini jadi lebih lama.  Untung ada Kang Rudy dan Mas Sidik dan teman-teman yang sabar menunggu selama perjalanan.

Mungkin karena perkataan tersebut jadi obat, semangat saya muncul kembali. Sambil menarik celana ke atas ( ingat, suka melorot ) dan menarik ujung kaus ke bawah ( ingat, ritsleting tak berfungsi ) saya bilang, " Hayuk kita makan."

Akhirnya berhasil sampai juga.

Aneh memang. Tiba-tiba saya merasa lapar. Perut tidak terasa mengganggu lagi. Mungkin angin perut sudah berhasil keluar tanpa saya sadari. Tiba-tiba saja merasa sehat!
curug sawer cililin
enteng jodoh
catatan kaki :
saat turun ke Curug Sawer dari puncak bukit gantole, jalurnya sempit dan menurun cukup tajam. Seimbanglah dengan track awal yang cukup tajam. Secara pribadi, kalau kondisi tubuh sedang fit track ini mungkin bisa dilakukan sebagai pemanasan sebelum muncak ke gunung.

Friday, February 19, 2016

Ada Toys Museum di Bandung

museum barli
Ada Toys Museum di Bandung loh. Ngak cuma satu tapi ada tiga. Sebenarnya keberadaan ketiga museum tersebut bukan baru 'happening' dalam waktu semalam, malahan sudah lama eksis di Bandung.

Salah satunya ada di Museum Barli, jadi saat mengunjungi tempat itu, selain bisa menikmati koleksi lukisan Barli kita juga bisa bernostalgia dengan koleksi berbagai macam mainan jaman dulu.  Kebanyakan koleksi berupa mainan mobil-mobilan jadul, mainan tradisional juga terdapat berbagai koleksi komik Indonesia yang juga tak kalah jadul umurnya.
toys museum dan comics barli
photo koleksi : Nur Sigit Cahyono
sumber : museumbarli.com
Cara menuju Toys Museum Barli.  Lokasi : Jalan Prof. Dr. Sutami no. 91 Bandung.  kalau naik angkot dari terminal kebon kalapa, ambil jurusan Abdul Muis-Ledeng. Turun di Karangsetra. Dari sana naik angkot menuju Sarijadi, dan turun di Indomaret dekat jalan Cipedes Tengah. Lanjutkan dengan jalan kaki menuju museum. 
sumber : zero toys bandung

Toys Museum di Bandung yang kedua adalah Zero Toys Museum. Kalau di Barli kebanyakan mainannya berupa mobil-mobilan maka di Zero Toys andalannya adalah boneka action figure, die cast, dan robot-robot  buatan tahun '80-an yang sangat lengkap. Sebagian besar mainan tersebut dibuat dari karakter tv dan tokok-tokoh super hero Marvel.

Tempat display terdiri dari dua ruangan yang diklasifikasikan sebagai ruang Jepang dan ruang Amerika yang merujuk negara asal mainan tersebut dibuat. Koleksi tersebut disimpan pada rak-rak kaca.
sumber : zero toys bandung
Seperti halnya seperti museum lainnya, koleksi mainan tersebut tidak dijual karena merupakan koleksi pribadi. Untuk sekedar melihat-lihat, tidak dipunggut biaya alias gratis. 
 
Jika tertarik menambah koleksi mainan antik, Anda bisa membelinya dari toko Zero Toys Bandung yang terletak satu bangunan dengan museum itu sendiri yang berlokasi di jalan Sunda no.39A.
sumber : duniajalanjalan.com
Museum ketiga bernama Phantasia. Tidak seperti kedua museum mainan di atas, museum ini khusus untuk kaum hawa yang gemar dengan boneka barbie. Berbagai koleksi boneka barbie berjumlah sekitar 350 disusun dalam diorama kaca  dengan tema tersendiri.
 
Phantasia Barbie Gallery bisa dikunjungi di Balcony Resto & Bilique Hotel, jalan Sersan Bajuri 100, buka setiap hari dari jam 09.00-16.00 sore. Tidak ada tiket masuk, namun demikian untuk menikmati koleksi boneka barbie, kita diharuskan untuk makan atau minum di resto tersebut.
 
Mau menambah koleksi boneka barbie? Di tempat yang sama juga dijual berbagai pernak-pernik boneka barbie.
 
 Ada Toys Museum di Bandung

Thursday, February 18, 2016

Museum Barli : Belajar Mengapresiasi Seni Lukis

Museum Barli
Ada satu pertanyaan yang muncul di benak saya saat melangkah masuk ke museum Barli - Bandung beberapa waktu yang lalu ( 24/01/16). 

"Bagaimana caranya mengapresiasi sebuah karya seni lukis?"

Seni lukis memiliki banyak aliran sehingga untuk mengapresiasikannya pun berbeda. Untuk gaya realis kita melihat nilai estetika lukisannya melalui komposisi warna, sudut pandang, perspektif, demensi dan lain-lain. Untuk aliran lain ada pakem tertentu yang dipakai. Susahnya tidak ada pakem yang bersifat universal untuk semua aliran seni lukis.

Untuk menjawab masalah itu, salah seorang teman memberi trik singkat untuk mengapresiasi seni lukis di museum Barli. Katanya, "Secara umum semua aliran seni bisa digolongkan menjadi tiga aliran seperti yang terdapat pada tiga tingkatan alam pada bangunan Candi Borobudur."

Tingkat dasar disebut alam kamadatu atau alam hasrat. Aliran paling dasar bisa disebut sebagai seni lukis purba, tanpa perspektif dan bersifat dua demensi. Contohnya : lukisan dinding pada gua jaman dulu, atau lukisan yang dilakukan anak kecil.

Setelah meninggalkan alam kamadatu yang bersifat purbatik, aliran selanjutnya adalah aliran realis / naturalis yang mengagungkan keindahan bentuk fisik seperti terdapat pada alam rupadatu candi Borobudur.

Tingkat tertinggi yang meninggalkan bentuk fisik sebuah objek dalam seni lukis terdapat aliran ekpresionis / abstrak. Arupadatu. Pada tingkat ini untuk mengapresiasinya kita dituntut untuk berpikir di luar pakem.
museum barli
jangan dibuli : sedang mengapreasiasi hal yang lain
 Museum Barli buka setiap hari Selasa - Minggu dengan htm Rp 35,000 / orang. Bangunan museum terdiri dari tiga lantai dan setiap ruang diberi nama. Lantai dasar diberi nama sesuai nama putranya, Agung Wiwekaputra, yang berfungsi sebagai ruang diskusi dan pagelaran seni.

Ruang lantai satu disebut ruang Nakisbandiah, sedang bagian sayap bangunan disebut Chandra's gallery yang berfungsi sebagai ruang pameran. Naik satu tingkat akan membawa kita ke ruangpusat museum Barli.  Ruang Atikah, nama yang diambil dari isteri pertama Barli.

Bentuk ruang agak melingkar dan mendapat perhatian khusus. Di dalamnya terdapat koleksi pilihan Barli dan beberapa lukisan pelukis lainnya. Umumnya lukisan Barli beraliran realis / naturis dengan objek wanita. Diantara lukisan tersebut terdapat satu lukisan bergaya kubisme.


museum barli
ruang Atikah
sumber : museumbarli.com
Kubisme pada intinya adalah seni tu menciptakan bentuk-bentuk abstrak dan objek tiga demensi serta mempresentasikannya dalam berbagai bentuk bidang sehingga tampilan keseluruhannya seperti kubus.-kubus kecil.

Mengunjungi museum Barli rasanya seperti membuka diary kecil dan melihat perjalanan sang pelukis itu sendiri. Sayang, saat berada di museum, ada perasaan koleksi lukisan kurang lengkap -- ada yang hilang. Lukisan pada di awal karier sang pelukis cuma diwakili tiga sketsa.

Cara menuju Museum Barli : Kalau naik angkot, dari terminal Kebon Kalapa ambil jurusan Abd Muis - Ledeng ( warna hijau ) dan turun di Karangsetra. Dari Karangsetra cari angkot menuju Sarijadi dan turun di Indomaret dekat jalan Cipedes Tengah dan lanjutkan dengan jalan kaki. Sampai deh!

note : ada museum mainan di salah satu sayap bangunan museum Barli.

Wednesday, February 17, 2016

Empal Gentong Krucuk - Street Food the Review

empal gentong krucuk
empal gentong krucuk
Empal Gentong adalah kuliner khas kota Cirebon mirip soto berkuah santan atau gulai. Jadi penggunaan kata empal itu sendiri bukan berarti gepuk atau daging empuk, tapi makanan kuah bersantan. Sedangkan istilah gentong itu sendiri mengaju pada cara memasaknya yang menggunakan  periuk tanah liat yang disebut gentong dan dimasak dengan menggunakan kayu bakar.

Untuk mencicipi makanan khas Cirebon ini, cobalah singgah ke Desa Betembat, Kecamatan Tengah Tani yang merupakan tempat asal mula empal gentong ini. Setelah sampai di pasar kue-Plered, melewati jembatan Sungai besar, banyak penjual empal gentong di sana. Beberapa penjual empal gentong yang terkenal seperti empal gentong H. Apud, H.Dian dan empal gentong Amarta yang berlokasi di jalan raya Cirebon-Jateng.

Akhir bulan October, saat mengunjungi Museum Linggarjati-Kuningan bersama HvB, kami berkesempatan untuk mencicipi makan khas Cirebon di daerah Krucuk. Empal gentong Krucuk Mang Darma ini tersebar di berbagai lokasi seperti di jalan Slamet Riyadi, Pujagalana, Grage Mall dan stasiun kereta Cirebon serta daerah Bintaro - Jakarta.
empal gentong krucuk
photo koleksi : Prima - HvB
Empal gentong krucuk memiliki ciri khas asam-pedas dengan kuah santan yang ringan sehingga kuah gulainya tidak menutupi aroma bumbu yang lainnya. Daging yang digunakan adalah brisket atau daging sapi bagian dada bawah sekitar ketiak yang masih berlemak sehingga terasa lebih empuk dan tidak alot. 

Selain daging sapi, ada potong limpa dan hati sapi. Disajikan dengan taburan kucai dan bawang goreng. Jika kurang pedas ada cabe kering bubuk. Tidak ada bihun atau irisan kol seperti yang terdapat pada soto. 
empal gentong krucuk
empal gentong dengan taburan cabe bubuk


Monday, February 15, 2016

Night at Museum Geologi - Bandung

museum geologi - Night at Museum
Replika fosil gajah purba asal Blora- Jateng
Seekor mamut muda yang hidup pada jaman Pleistosan sejak 1,6 juta tahun yang lalu berdiri menyambut pengunjung acara 'Night at Museum', (Sabtu malam 13/02) dari ruang orientasi bagian tengah lantai satu. Dengan tinggi 4 meter dan panjang 5 meter mamut itu tampak  menakutkan bagi seorang gadis kecil yang segera menyembunikan mukanya ke pantat sang ibu.

Dari sisi kiri mamut, sebuah tv layar  lebar menayangkan berbagai kegiatan geologi dan acara museum dalam bentuk animasi yang cukup menarik. Malam itu sedang ada acara peluncuran tiga album geologi sehingga pengunjung tampak lebih ramai dari biasanya.
museum geologi, night at museum
sumber : museum geologi
Cukup dengan harga tiket masuk Rp 3,000 saja, 120 pengunjung pertama memiliki kesempatan memperoleh salah satu album geologi di atas serta wisata malam menikmati koleksi museum geologi tentunya.

Acara peluncuran album dibuka dengan penampilan live-music, kata sambutan dan tentu saja kata pengantar penulis yang berlangsung kurang lebih dua jam.  Selanjutnya waktu yang tersisa bisa digunakan untuk keliling museum.

Dari bagian orientasi saya memulai pertualangan saya dari ruang sayap timur yang disebut sebagai ruangan sejarah kehidupan. Di ruangan ini kita bisa menyaksikan sejarah pertumbuhan serta perkembangan makhluk yang mendiami bumi mulai dari tahap primitif menuju modern.
museum geologi bandung
salam : Roarrrr....dari T-Rex Osborn 
Terdapat banyak panel gambar di dinding yang merekam  informasi keadaan bumi berjuta-juta tahun yang lalu. Sebagian terekam dalam bentuk koleksi fosil-fosil reptilia yang menguasai jaman Mesozoitikum. Reptilia ini diwakili oleh replika fossil T-Rex Osborn, reptil pemakan daging yang panjangnya bisa mencapai 19 meter.
night at museum, museum geologi
fosil badak, kuda nil, kerbau dan gajah
night at museum
fosil tengkorak manusia purba
Di Indonesia evolusi mamalia jaman Tersier (6.5 - 1 juta tahun yang lalu )  dan Kuarter ( 1 juta - sekarang ) terekam dengan baik dalam bentuk fosil kerbau, kuda-nil, banteng dan gajah pada lapisan tanah yang tersebar di pulau Jawa. 
Fosil jelangkong manusia purba Homo erectus yang ditemukan di Indonesia dipamerkan dalam bentuk replika yang tersimpan dalam rak kaca setinggi pinggang. Untuk mencirikan perkembangan kebudayaan purba dari waktu ke waktu berbagai artefak yang dipergunakan manusia purba diperagakan dalam bentuk maket. 

Dari ruang ini saya kemudian menuju ruang sayap barat yang dikenal sebagai ruang geologi Indonesia. Ruang ini terdiri dari berbagai bilik yang menyajikan informasi mengenai proses terbentuknya bumi serta sistim tata surya.
night at museum
menonton proses terbentuknya tata surya
penampang planet bumi
Selain pemutaran film terdapat juga berbagai maket yang menyajikan gerakan lempeng kulit bumi yang membentuk tatanan tektonik regional Indonesia.

Dari bilik lain, berbagai jenis batuan beku, sendimen, malihan, mineral susunan batu kristalogi ditunjukan dalam bentuk aslinya. Peragaan dalam bentuk aslinya cukup istimewah.
koleksi batu berharga museum geologi
suer, asli loh
Asli! jadi pingin congkel sepotong
jadi ingat sama manusia baja 'superman'
disimpan dalam rak kaca
Masih dalam bilik yang sama, kegiatan penelitian geologi, peralatan dan perlengkapan yang dipakai berserta hasilnya dipertunjukkan dalam bentuk peta dan sebagian tersimpan rapi dalam lemari kaca.

Karena museum ditutup jam 10 malam, saya tidak memiliki kesempatan untuk naik ke lantai dua. Konon, lantai dua tersebut digunakan sebagai ruang staff, sisanya digunakan sebagai peraga yang dikenal sebagai ruangan geologi untuk kehidupan manusia.

Terdapat maket pertambangan emas terbesar di dunia yang terletak di pegunungan Irian Jaya, bekas tambang Ertsberg yang merupakan situs geologi dan tambang dan berbagai miniatur menara pemboran minyak. 

note : buku 'Kalder Tengger' tidak jadi diluncurkan bersamaan dengan dua album lainnya.  Saya mendapat buku album 7 gunung api ditatar Sunda.

Friday, February 12, 2016

Yogya Becak City Tour


becak dan lukisan mural

Keliling Yogyakarta naik becak? Kenapa tidak! Adalah Komunitas Jogja Becak Adventure ( KJBA) yang menjawab keraguaan saya untuk menggunakan jasa becak saat berada di Yogyakarta. Tidak ada perasaan  seperti digiring paksa untuk belanja di berbagai pusat oleh-oleh, atau merasa jengkel karena  ditipu mentah-mentah oleh tukang becak.


Dengan komunitas Jogja Becak Adventure, saya sangat menikmati sensasi naik becak keliling kawasan pusat kota. Sore itu sesuai dengan perjanjian, Pak Rochman ( 54 th ), mengantar saya untuk wisata belanja. Rute awal tentu saja dimulai dari kawasan Malioboro. Kawasan ini memang terkenal sebagai pusat belanja mulai dari aneka baju batik sampai  berbagai makanan  khas Yogyakarta.

naik becak

Pasar Beringharjo dan toko Mirota boleh dibilang sebagai tempat belanja favorit wisatawan. Belanja di kedua tempat ini memiliki keasyikan tersendiri. Di Pasar Beringharjo, pintar-pintarlah menawar. Sementara di toko Mirota, siap-siap rebutan baju incaran dengan pengunjung lain. 

Dari kawasan ini, becak kemudian digowes menuju Jalan Rotowijayan, pusat baju kaus Dagadu aspal. Selanjutnya becak pun terus digowes lagi ke arah sebuah jalan kecil dimana kedua sisi jalan tersebut dipenuhi para penjual baju batik.  Jalan kecil itu adalah Jalan Kauman yang terkenal sebagai kampung batik. Kalau sudah berada di daerah ini, tidak ada salahnya mencoba mencari Masjid Ghede Kauman, tempat  KH. Ahmad Dahlan mendirikan Islam Muhammadiyah di kampung ini.


belanja-belanja

Perjalanan berlanjut ke daerah pusat penjualan kue bakpia di Jalan KS Tubun atau lebih dikenal sebagai Jalan Pathuk. Disebut demikian karena di jalan inilah  awal mula pusat  pembuatan kue bakpia pathuk. Selain belanja bakpia di sini, kita juga bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan bakpia.

Rute berikutnya adalah Jalan Sosrowijawan yang terkenal sebagai kampung backpacker. Di daerah ini hampir seluruh keperluan para backpacker tersedia di sini. Mulai dari penginapan murah, rental mobil, agen perjalanan, money changer, sampai rumah makan trasidional dan cafĂ© dengan harga murah.   Di daerah ini saya terpaksa mengakhiri wisata naik becak belanja dan keliling pusat kota Yogyakarta karena malam sudah menjelang.  

Masih trauma naik becak di Yogyakarta? Semoga tidak.