Photo Story : Gunung Hawu

Gunung Hawu
 Ada kontes yang diadakan oleh worldnomads dengan hadiah 10 hari perjalanan ke Jepang sambil belajar traveling photography. Deadline sudah dekat terhitung mulai hari ini. Kontes photo bercerita dengan essay ini membuat saya bersemangat. 
Karena itu, subuh, Minggu-04 Desember, saya naik ke Gunung Hawu. Konsep sudah ada di kepala. Saya ingin menunjukkan dua sisi berbeda Gunung Hawu. Keindahan di salah satu sisi, eksplorasi yang merusak alam di sisi lainnya.  
Sunrise At Gunung Hawu
Tapi setelah melihat hasil-hasil potonya. Nyali saya menciut. Saya kurang puas dengan potonya. Objeknya kurang jelas. Apa yang dilihat oleh mata saya tidak sanggup diterjemahkan oleh kamera. Selain itu, saya bermaksud merekam jejak gerakan angin pada rumput serta awan di langit. Tapi gatot alias gagal total. Hasilnya over exposure. 
"Tanpa filter sebenarnya bisa diakalin dengan penguasaan teknis." kata seorang teman saat saya beralasan tidak punya lensa lebar misalnya 10-22 mm dan tidak ada filter.
Puncak Gunung Hawu

"Buatlah photo yang instant read," kata guru saya. "POV harus jelas sehingga mata tidak jelalatan ke mana-mana."
"Kurangi membuat photo sampah." 
Dan photo saya di Gunung Hawu termasuk kategori sampah. 
Sisi Lain Gunung HAwu
Ganti konsep lain atau balik lagi ke Gunung Hawu untuk photo ulang? Mendadak sepertinya kedua ide ini sama-sama tidak mempunyai prospek lagi sekarang. Saya kehabisan waktu untuk mengejar deadline kontes. 
Beberapa minggu sebelumnya, ada rencana mau solo backpack ke Bogor dan long weekend 11-12 Desember ke kota Lasem.  Bogor batal karena saya naik ke Gunung Hawu. Jumat malam ini ke Lasem sepertinya juga batal. Tinggal 1 opsi untuk kemping bareng bersama anak kelas photography ke Kareumby, tapi gejalanya terancam batal juga karena sampai hari ini masih belum ada konfirmasinya. 
Exposure langit dan bumi yang sempurna tanpa edit?
Pagi di Gunung Hawu
note : postingan ini sebenarnya posting lama ( tersimpan lama di draft ) dan saat update ( 23/09 - Jumat ) saya merasa perlu untuk belajar editing. Hasil poto saya kalau ngak terlalu kusam, terlalu over-cooked dalam arti menor make-up nya.

0 Response to "Photo Story : Gunung Hawu "

Post a Comment