Mewujudkan Cimahi sebagai kota wisata militer pertama di Indonesia apakah sebuah utopia? Sebuah mimpi ideal dari para pegiat wisata, namun sulit untuk diwujudkan pada kenyataannya. Pertanyaan inilah yang terus berkutat dalam benak saya selama mengikuti kegiatan Komunitas Tjimahi Heritage.
Tanpa bermaksud untuk memperkecil usaha dan peran komunitas lainnya yang ada di kota Cimahi sendiri, adalah komunitas Tjimahi Heritage, yang secara aktif mengulik keberadaan berbagai bangunan lama, sejarah dan peristiwa yang terjadi pada masa lalu di setiap sudut kota Cimahi. Membungkusnya dalam bentuk paket jalan-jalan semacam city-walk yang apik. Kemudian merangkainya dalam cerita yang menarik.
Hebatnya, semuanya gratis! Jalan-jalan terus dapat ilmu.
Hebatnya, semuanya gratis! Jalan-jalan terus dapat ilmu.
sumber : KomunitasTjimahi Heritage |
Mengangkat konsep wisata heritage kota tua tentu saja bukan hal baru. Tapi wacana membuat kota Cimahi sebagai kota wisata militer dengan memperbolehkan warga sipil mengunjungi sejumlah bangunan militer bersejarah, berkeliling barak TNI serta boleh melihat langsung latihan kemiliteran tentu saja bukanlah tugas yang mudah.
Utopia? Hanya waktu yang bisa membuktikan.
Bersama Komunitas Tjimahi Heritage
Minggu, 03 April 2016 ada sekitar tiga puluh peserta berkumpul di pelataran parkir stasiun kereta Cimahi untuk menelusuri sejarah stasiun kereta api, dalam hal ini Stasiun Cimahi dan daerah sekitarnya sebagai pusat militer, 'station en omgeving'.Stasiun Cimahi : sebagai daerah garnisun pada jaman Belanda, jalur kereta api digunakan sebagai sarana pengangkutan logistik militer dari Batavia ke Cimahi. |
Ciri khas arsitektur bangunan Stasiun Cimahi bergaya artdeco terlihat sangat menonjol pada berbagai ornamen yang masih dipertahankan bentuk aslinya. Pintu masuk terbuat dari kayu jati dengan ventilasi berbentuk setengah lingkaran di bagian atas pintu. Ventilasi tersebut dihiasi kaca patri berwarna kemudian ditutupi dengan teralis besi. Disamping kiri kanan pintu terdapat jendela dengan gaya serupa.
Bagian dinding bangunan dipisahkan oleh lis yang berwarna gelap pada bagian bawah sedangkan bagian atas berwarna krem. Ruang tunggu memiliki atap dari konstruksi baja dan plat besi. Diantara ruang loket tket dan ruang tunggu terdapat pintu pembatas yang sudah berusia ratusan tahun.
Dibangun sekitar tahun 1884 untuk kepentingan militer, Stasiun Cimahi pada awalannya memiliki 5 jalur rel namun sampai saat ini tinggal 3 rel yang masih aktif digunakan.
Tjimahi Heritage : Gedung Kuno di sekitar Stasiun Cimahi
1) The Historich
Bangunan seluas 870 meter persegi ini tampak kokoh dengan 4 pilar besar tepat di bagian depan bangunan utama dengan sayap barat dan timur di sampingnya. Bangunan The Historich ini dianggap bergaya arsitektur 'Indicy Impire Style' dengan ciri khas berpilar banyak.
Gedung ini sempat berganti nama beberapa kali. Pada jaman awal era kemerdekaan diganti menjadi 'Balai Pradjoerit.' Kemudian diganti lagi menjadi Gedung Sudirman serta sempat dipakai sebagai gedung DPRD Cimahi. Saat ini fungsi gedung ini telah berubah menjadi gedung serba guna dan bisa disewa untuk berbagai kegiatan. Misalnya, saat bersama peserta Tjimahi Heritage berada di gedung The Historich, saat itu sedang ada acara resepsi pernikahan.
salah satu bangunan lama yang terdapat di sekitar jalan Stasiun, rumah bekas peninggalan Belanda yang kini telah berganti kepemilikan. Apakah ciri khas bangunan ini ada jaminan akan tetap bertahan? |
2) Jalan Sukimun, pabrik roti dan tempat penjagalan.
Masih bersama dengan Tjimahi Heritage, kita menyelusuri kembali jalan-jalan di sekitar stasiun. Adalah jalan Sukimun, dengan pangkalan ojek motor di ujung jalan menjadi destinasi berikutnya. Ada bekas bangunan besar yang terbengkalai di salah satu sudut jalan. Bangunan itu dulu berfungsi sebagai rumah penjagalan hewan ( rph ).
Masih di sekitar jalan Sukimun, ada bekas pabrik roti yang menarik perhatian semua peserta untuk berhenti sejenak dan mengambil photo-photo sepotong dinding bekas pabrik yang meninggalkan sisa arsitekturnya. Sayang kondisi bangunan pabrik sudah tertutup oleh rumah penduduk.
beristirahat dan photo-photo di bekas bangunan pabrik roti militer pada jaman Belanda |
Dari website : network54.com ada catatan tentang situasi perang di Tjimahi saat itu dan pabrik roti militer ini disebut sebagai Bogarijen Bakery. Photo diatas diambil oleh Onie ( Primas ) |
Mengatakan bahwa pihak pemkot Cimahi bersikap apatis tentang wacana menjadikan kota Cimahi sebagai kota wisata militer tentu saja tidak benar. Pada saat kegiatan 'station en omgeving' - perwakilan dari bidang pariwisata dinas koperasi perdagangan dan industri kota Cimahi turut hadir dan memberikan harapan yang cukup tinggi.
Lampu hijau sudah digulirkan.
Di kota Cimahi terdapat 13 pusat pendidikan militer. Kebanyakan Pusdik tersebut memiliki nilai sejarah yang sangat menarik karena merupakan bekas peninggalan gubernur WillemDaendels, tapi harus diakui untuk menjadikan semua bangunan tersebut menjadi objek wisata masih berupa mimpi.
Tjimahi Heritage : gedung dan bangunan lainnya
salah satu rumah yang masih bertahan dan cukup terpelihara |
masjid hijau dekat pusdik militer |
rumah tua disekitar pusdik militer angkatan darat |
Dibutuhkan partisipasi pegiat dan anggota komunitas Tjimahi Heritage serta kelompok lainnya untuk turut berperan aktif mengulik sejarah, menyambung kembali benang-benang merah yang tersebar sehingga menjadi sebuah denah atau peta blue-print potensi wisata heritage kota Cimahi.
Dan yang terakhir, mimpi untuk menjadikan kota Cimahi sebagai kota wisata militer akankah berupa utopia masih mempunyai halangan besar. Salah satu alasannya adalah rahasia militer nasional yang harus tetap dijaga.
Tjimahi Heritage: Cimahi sebagai Kota Wisata Militer Sebuah Utopia?
0 Response to "Tjimahi Heritage: Cimahi sebagai Kota Wisata Militer Sebuah Utopia?"
Post a Comment