Uncle Seronok on Tulisan Perjalanan

Kota Tua Jakarta
"Simpan tulisan perjalanan terbaik Anda untuk dikirim ke redaksi, setelahnya baru posting di blog".
Pagi ini untuk pertama kalinya, Uncle Seronok mengirimkan tulisan perjalanan ke redaksi koran PR.  Semua berkat dorongan Ibu guru Bunga alias Rosi Meilani.

Terus terang Uncle Seronok kurang sreg dengan tulisannya sendiri. Genre tulisan 'how to get there', 'what to do' dan  'tipsy gaya lonely planet' benar-benar membuat Uncle Seronok mati gaya. Tapi gaya tulisan seperti inilah yang banyak dicari oleh media.
kota tua jakarta
museum sejarah Jakarta saat sore


Saat sedang mengadakan suatu perjalanan, pengalaman unik yang Uncle Seronok cari. Pengalaman yang membuat Uncle  Seronok tersipu-sipu malu ketika mengingatnya kembali. Atau merasa menyesal karena tidak melakukannya.

Kalau harus menulis, pengalaman seperti inilah jugalah yang ingin Uncle Seronok ceritakan kembali. Bukan menginap di hotel mewah apa. Makan apa.  Pergi kemana. Melakukan apa. Bobo sama siapa.
kota tua jakarta
Jembatan kota intan saat malam

Uncle Seronok ingin menulis misalnya,  pengalaman pertama kali BAB di semak-semak Gunung Papandayan sambil diam-diam berteriak dalam hati, "Yeah, akhirnya bisa keluar."

Sruk...sruk...gali tanahnya. Buk! Buk!..Kalau sudah selesai ditimbun lagi pakai tanah. BAB gaya kucing.

Atau cuma bercawat saja saat kemping dekat Hutan Mati karena kehujanan. Atau hampir menangis ketakutan saat tersesat di Gunung Burangrang.

Atau pengalaman ngilu-ngilu menahan kencing saat begadang di Taman Fatahillah dan dipeluk gembel saat tidur di emperan bangunan  kantor pos.

Atau menonton boneka marionett serem konser dangdut sambil ditemani  Kuntilanak.
konser dangdut oleh marionett seram
penampakan kuntilanak di depan museum sejarah Jakarta
Atau pengalaman ketemu seorang eksibishionis yang mengaruk-ngaruk kelamin secara vulgar di dalam Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Cerita seperti ini sepertinya akan ditolak mentah-mentah oleh redaksi mana pun juga.

Jadi walaupun sudah mengirim tulisan perjalanan ke redaksi PR pagi ini, Uncle rasa tidak akan diterima.

note:
Uncle Seronok tidak benci atau anti tulisan perjalanan gaya 'how to' ya? Bahkan ada beberapa orang yang tulisan perjalanannya selalu Uncle Seronok ikuti, misalnya : ada Catur yang sangat rajin menulis pengalamannya di gunung, ada cewek hijab dengan blognya muslim traveler girl. Tentu saja ada Ibu guru Bunga dan Kang Rudy yang jarang nulis.
 

3 Responses to "Uncle Seronok on Tulisan Perjalanan"