Empat Kesalahan Uncle Seronok di Observatorium Bosscha

observatorium Bosscha
Gedung Kubah - Teleskop Zeiss

Observatorium Bosscha:
Awalnya, saya mengira observatorium Bosscha itu seperti planetarium di Taman Ismail Marzuki - Jakarta. Ada deretan kursi empuk seperti yang terdapat di ruangan pertunjukan theater. Cukup duduk manis sambil menonton simulasi benda-benda langit dan mendengar dongeng astronomi secara tiga demensi dari langit-langit kubah sebagai media proyeksinya.

Walaupun sama-sama berbentuk kubah, kubah planetarium tidak bisa dibuka-tutup. Perbedaan lainnya, planetarium lebih berfungsi sebagai wahana edukasi dan sarana hiburan. Sedangkan observatorium cenderung sebagai tempat penelitian dan pengamatan. Itulah kesalahan saya yang pertama.

observatorium bosscha, lembang
Bersama komunitas Ulin Jarambah


observatorium bosscha lembang
Tugu Bosscha dan deretan bangunan rumah teropong


observatorium bosscha - lembang
rumah teropong

Memasuki komplek observatorium Bosscha, di sebelah kanan terdapat deretan bangunan kecil warna putih dengan berbagai bentuk atap yang aneh. Ada yang berbentuk lengkungan seperti silinder, berbentuk rata seperti kotak, berbentuk segitiga dan ada yang beratap antena parabola.

Dugaan pertama, bangunan kecil itu adalah gudang penyimpanan peralatan. Yang lebih fatal lagi, terbersit dugaan salah satu bangunan tersebut adalah toilet. Itu kesalahan saya yang kedua.

Ternyata bangunan mungil tersebut adalah rumah teropong. Tempat penyimpanan berbagai teleskop dengan atap yang didesign secara khusus sehingga bisa dibuka-tutup.  Setiap bangunan tersebut dinamakan sesuai dengan jenis teleskop yang ada di dalamnya.

Misalnya, rumah teropong Bamberg, Schmidt Bima Sakti, GAO ITB, GOTO 45 cm dan yang tentu saja rumah kubah teleskop Zeiss yang menjadi ikon observatorium Bosscha.

observatorium bosscha, lembang
Teropong Zeiss 1

observatorium bosscha, lembang
Teropong Zeiss 2
Sekitar setengah jam lebih berada di dalam bangunan kubah teropong Zeiss memberikan sensasi tersendiri. Decak kagum dan tepuk tangan sesekali terdengar saat petugas menjelaskan cara mengoperasikan teleskop Zeiss tersebut.

Walaupun harus berlama-lama berdiri, rasanya tidak sabar untuk mencoba sendiri mengintip benda langit lewat teropong ini. Dan ini kesalahan saya yang ketiga. Teropong Zeiss tidak boleh dicoba untuk umum.
observatorium bosscha, lembang
ruang multi media





Malam di Observatorium Bosscha :
Langit di Lembang mulai gelap ketika kami menuju ruang multi media. Karena tempat duduk terbatas maka rombong dipecah menjadi dua. Di tempat ini dipertunjukan simulasi pergerakan bintang pada saat tertentu dan berbagai posisi planet. Walaupun cukup sederhana, cukup memukau. 

Acara puncak adalah mencoba sendiri teropong bintang. Karena terbatas maka harus antri. Dua jenis teropong portable yang di pindahkan ke ruang terbuka dan ada satu teropong besar jenis Bamberg untuk meneropong planet.

Saat mendapat giliran meneropong planet Venus, saya berharap bisa menyaksikan permukaan venus dengan cincinnya yang cantik. Tapi alamak! Celaka dua belas! Ternyata ini kesalahan saya yang keempat.

Yang terlihat di balik lensa teropong cuma ada setotol kecil cahaya di antara gelap langit.

Ini Venus? Kok tidak seperti yang terlihat di acara TV siaran NatGeo channel? Berbagai pertanyaan menuntut jawab di benak.

Masih ada dua peralatan yang harus dicoba. Kali ini meneropong bintang. Semoga bisa melihat gambar menakjubkan seperti photo yang saya ambil di ruangan kubah Zeiss.
observatorium bosscha lembang
Ternyata saya harus menelan kekecewaan. Ternyata bintang di langit Lembang sudah pindah ke bawah semua. Jatuh dan menjelma menjadi lampu.

Inikah alasan Observatorium Bosscha Lembang mau di pindah ke Kupang? Uncle Seonok cuma berani menduga dalam hati. Takut salah menjawab.

Cukup empat kesalahan saja. Jangan sampai lima kesalahan yang dibuat uncle Seronok saat berkunjung ke observatorium Bosscha.

0 Response to "Empat Kesalahan Uncle Seronok di Observatorium Bosscha"

Post a Comment