Ereveld Leuwigajah - Cimahi. Tidak banyak yang tahu ada sebuah taman makam kehormatan Belanda ( Ereveld ) di Leuwigajah - Cimahi. Makam ini terletak dan tersembunyi di belakang pemakaman umum dengan nama yang sama.
Ereveld Leuwigajah merupakan salah satu dari tujuh makam kehormatan Belanda yang tersisa di Indonesia saat ini. Enam makam kehormatan lainnya tersebar di Jakarta : Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol, Evereld Pandu ada di Bandung, Ereveld Candi dan Kalibanteng di Semarang dan yang terakhir adalah Evereld Kembang Kuning di Surabaya.
Setelah melewati pintu gerbang pemakaman umum Leuwigajah, pada bagian paling ujung pemakaman umum kita akan menjumpai sebuah pintu gerbang lagi. Pintu gerbang putih berpintu dua dengan tulisan EREVELD LEUWIGAJAH bercat warna emas. Disampingnya terdapat dua pot bunga besar.
Seperti Ereveld Belanda lainnya, tidak semua orang diijinkan masuk ke dalam komplek pemakaman kecuali anggota keluarga atau telah mengajukan ijin tertulis jauh hari sebelumnya. Siang itu saya merasa cukup beruntung karena bisa dengan leluasa masuk kedalam komplek pemakaman yang didominasi jajaran nisan berwarna putih bersama komunitas Tjimahi Heritage.
Setelah melewati gerbang ada dua pendopo yang terletak di samping kiri-kanan gerbang. Di pendopo ini kita bisa mengisi buku tamu dan memperoleh informasi lainnya tentang erevelt. Di antara kedua pendopo, sebuah tombe persegi panjang terletak tepat di tengah jalan menghadap ke arah lapangan terbuka.
Kedua sisi tombe tersebut terdapat tulisan emas berbunyi, "jiwa mereka telah menang" dan "semoga mereka dapat beristirahat dengan tenang" dalam bahasa Belanda. Di bagian atas tombe terukir serangkaian kalimat lain dalam bahasa Belanda dan Indonesia yang berbunyi, "untuk mengenang dengan hormat mereka yang tak disebut tetapi telah mengorbankan dirinya dan tidak berisitirahat di taman makam kehormatan.
Di depan tombe ada sekitar lima ribu nisan berjajar rapi di atas rumput hijau yang terpelihara dengan apik. Siang itu matahari panas menyengat. Sesekali terdengar cericit burung. Hijau gunung di kejauhan memberi kesejukan sejauh mata memandang. Suasana hening. Damai.
Tapi sekujur tubuh saya merinding di tengah panas matahari. Bukan! Saya tidak mendadak demam, bukan juga karena seram apalagi takut. Tapi karena takjub. Sebuah tempat makam kehormatan seperti Ereveld Leuwigajah bisa tampil memikat, misterius, dan sarat cerita sejarah merupakan contoh nyata kalau suatu lokasi jika dikelola dengan tepat bisa menjadi potensi wisata andalan.
Pada masa pendudukan Jepang, pemakaman ini digunakan untuk menguburkan orang yang meninggal di pengasingan, interniran, anggota militer KNIL dan angkatan darat kerajaan Belanda baik militer maupun sipil. Makam kehormatan Ereveld Leuwigajah merupakan Ereveld terpadat di Indonesia yang dikelola langsung oleh Yayasan Makam Kehormatan Belanda ( OGS ) yang berkantor di Jakarta.
Ereveld Leuwigajah - Cimahi dibagi-bagi menjadi 8 vak atau blok. Tujuh vak tanpa ada pemisahan berdasarkan agama, suku , ras atau pangkat. Semuanya dimakamkan di vak-vak yang sama. Yang membedakan hanya bentuk nisan putih mengikuti simbol agama. Korban yang tidak dikenali jati-diri diberi keterangan onbekkend yang artinya tidak dikenal. Sisa 1 vak adalah makam anak-anak yang berjumlah 500 nisan.
Saya berjalan lurus membelah lautan nisan putih dan tanpa sadar sampai di sebuah taman bundar dengan tiang bendera di tengah. Di bawah kerindangan pohon cemara saya melihat ada batu peringatan Yunyo Maru. Lempengan batu itu dibuat untuk mengingat korban kapal laut Yunyo Maru yang tengelam ditembak torpedo yang menelan sekitar 5600 korban tahanan dan tenaga kerja paksa pribumi.
Saya tepekur. Diam-diam saya berdoa dalam hati. Opdat zij met eere mogen rusten. Semoga mereka dapat beristirahat dengan tenang.
Ereveld Leuwigajah Cimahi
note : tulisan ini juga dimuat di inflight magazine - sriwijaya air dalam versi ringkas
0 Response to "Ereveld Leuwigajah - Cimahi"
Post a Comment