Disoriented Uncle Seronok


Pasar Caringin saat malam
Katanya cowok lebih pintar baca peta dan kompas. Ngak benar itu. Buktinya saya itu tukang nyasar, stadium akut pula.

Masa cuma ke pasar Caringin saja saya nyasar!!! Iya, serius. Suatu hari menjelang tengah malam saya ke pasar Caringin untuk belanja. Pulangnya saya harus putar-putar dulu sebelum berhasil menemukan tempat parkir.

Atau saat ke Pasar Baru : saya pusing mencari gerbang keluar karena eskalator menuju atas dan bawah selalu berpindah-pindah lokasi. Konon katanya pihak manajemen Pasar Baru sengaja berbuat demikian agar kita terpaksa keliling melewat semua tenan. Tapi bagi saya yang disoriented, tersiksa rasanya.
curug di CIC

Karena suka nyasar saat mencari lokasi, saya selalu datang minimal 1 jam lebih awal dari waktu yang dijanjikan. Pernah saya sampai di CIC jam 6 pagi padahal janjian hiking ke CIC jam 8 pagi. Saat ditanya saya sih ngak pernah cerita. 

Saat ikut kegiatan Aleut mengunjungi Situ Cisanti, saya sampai dicariin orang karena kececer jauh di jalan. Akhirnya sampai dikawal karena takut nyasar sendiri. Hahaha.
Situ Cisanti

Kejadian memalukan adalah saat mengunjungi Curug Gawang. Untuk mencapai curug harus melipir ke bawah bukit. Pas mau pulang, saya melenceng sendiri saat mendaki sehingga diteriaki orang di bawah.

"Om, jalannya bukan ke situ."

Haduh. Malunya.
Curug Gawang bersama Ulin Jarambah
Bertahun-tahun yang lalu, saat mewakili tempat kerja saya mengikuti pameran di Singapore, saya nekad main keluar sendiri. Tujuan mau photo dengan patung udang berkepala singa. Walaupun berbekal peta, saya tidak berhasil sampai di lokasi.

Saat tanya ke orang, eh, ternyata ada di depan mata!

0 Response to "Disoriented Uncle Seronok"

Post a Comment