Selalu Ada Pelangi di Curug Gawang

curug gawang cililin
"Selalu ada Pelangi di Curug Gawang," demikian kata Pak M, penduduk lokal setempat, saat mendengar saya berteriak takjub melihat  sebusur pelangi melintas sepanjang aliran  air Curug Gawang.

Berdiri di atas bukit, saya ragu mengenai kebenaran selalu ada pelangi di Curug Gawang.  Saya pribadi cenderung berpikir hal itu sebagai  masalah timing yang tepat. Matahari terik di curug Gawang sedang garang-garangnya siang itu, posisi saya kebetulan berada di atas bukit membelakang matahari. Didepan -- tepatnya di bawah kaki bukit Curug Gawang memuntahkan  air sehingga terciptalah pelangi dari refleksi cahaya matahari.

Menemukan pelangi di curug merupakan sebuah kejadian yang langka. Hari itu, Juni 22, 2014 akan terus menjadi hari yang istimewah.

Menuju Curug Gawang
Terletak di Desa Sindangkerta, kecamatan Cililin. Dari jembatan Cilame menuju lokasi dibutuhkan sekitar 1.5 jam pakai motor. Akses jalan menuju Cililin cukup mulus, tapi saat mendekat lokasi, kondisi jalan berubah menjadi agak berbatu dan mulai menanjak sedikit demi sedikit sampai motor saya ketinggalan jauh di belakang rombongan karena kurang kuat menanjak.

Karena Curug Gawang ini jarang dieksplor orang -- tidak ada petunjuk  yang jelas menuju lokasi. Beberapa kali kita harus berhenti dan bertanya arah. Ternyata lokasi curug tersembunyi di belakang rumah penduduk Desa Sindangkerta.
curug gawang, cililin
curi start makannya...sedap, liwet + jengkol
Tidak ada tempat parkir. Tidak ada tiket alias gratis ke Curug Gawang. Motor terpaksa dititip dekat warung penduduk sekalian pesan nasi liwet sambal jengkol untuk botraman di curug.
 
Mengikuti petunjuk jalan dari seorang penduduk lokal, kami memulai perjalanan melintasi persawahan, jalan setapak berlumpur dan licin. Ada beberapa track turunan, dimana kita harus berpegangan pada tali supaya tidak jatuh tergelincir karena licin.
Setelah berjalan sekitar setengah jam, tibalah kami di sebuah anak sungai berair deras. Di bagian hulu tampak sebuah curug. Inikah Curug Gawang? Terbersit rasa kecewa. Masa se-iprit ini? Kayak pancuran saja, batin saya.
curug gawang, cililin
inikah Curug Gawang? Kok, se-iprit kayak pancuran
Asal Nama Curug Gawang
Karena terdapat sebuah ceruk di bagian bawah air terjun yang cukup besar, oleh penduduk sekitar disebut Curug Gawang. Sekilas memang seperti gawang, tapi menurut saya lebih mirip mulut gua. Pernah atau tidak, ada anak disekitar curug main bola di sana, tidak sempat saya tanyakan.

Untuk menuju Curug Gawang ada dua cara. Pertama, melipir curug seiprit dari samping kanan. Ada sebuah celah yang bisa dimasuki. Cara yang paling singkat namun ada resiko terjatuh karena licin.
Cara kedua adalah menyeberangi anak sungai dan mendaki bukit ( mungkin lebih tepat disebutan tanjakan ) setinggi 10 meter. Yang ini juga licin dan tertutup semak belukar. Tepat di atas bukit inilah saya berteriak kagum saat melihat ke bawah.
curug gawang, cililin
pelangi di curug gawang
Curug Gawang memiliki ciri khas aliran air tunggal pada bagian puncak, kemudian mengalir ke bawah menyelusuri tebing yang bercabang-cabang  sehingga semakin ke bawah semakin melebar. 

Jika dilihat dari kejauhan bentuk aliran curug akan membentuk aliran segitiga sama kaki. Tepat di bagian bawah tebing, ada bidang terputus sehingga membentuk dinding air. Di dalamnya tercapat ceruk yang membentuk gua.
Bagian depan ada kolam penampungan air mati. Saya sebut demikian karena air yang tertampung di sana sebagian tetap berada di sana, tidak mengalir lancar keluar. Airnya berwarna keruh seperti bandrek kebanyakan air.

curug gawang, cililin
ada gawang di curug
Saat musim hujan, debit air Curug Gawang meluap menutupi permukaan kolam sehingga berbahaya jika berada di sekitar kolam tersebut.

Jika beruntung seperti saya, saat berkunjung ke Curug Gawang bisa puas memoto pelangi dari atas bukit. Untuk bermain air di kolam, kita harus menuruni bukit terjal , licin dan berlumpur. Namun pelangi hanya bisa disaksikan saat kita berada di atas bukit.

Seperti katanya, semoga selalu ada pelangi di Curug Gawang. Sehingga kapan pun kita berkunjung kita bisa melihat pelangi.

note : update 06/08
Tulisan recycle dengan versi singkat ini juga di muat di edisi Agustus Majalah Sriwijaya inflight.

 

0 Response to "Selalu Ada Pelangi di Curug Gawang"

Post a Comment