Serunya Main Perang-perangan Di Benteng Vredeburg - Yogyakarta

vredeburg, yogyakarta
Serunya main teatrikal perang-perangan di Benteng Vredeburg, Yogyakarta.

Minggu ( 06/03/2016) tepat di halaman depan Museum Benteng Vredeburg, tampak sekelompok anggota komunitas Historia van Bandoeng ( HvB ) sedang bersiap-siap menunggu aba-aba tanda dimulainya acara teatrikal serangan umum 1 maret 1949.  

Acara teatrikal serangan umum 1 maret ini merupakan acara puncak pameran temporer yang diselenggarakan oleh pihak museum yang berlangsung selama 6 hari sejak dari tgl 1-6 Maret.
benteng Vredeburg, museum, yogyakarta
numpang gaya-gayaan
Tepat pukul 9 mendadak sirene perang terdengar meraung-raung dari arah pasar Beringharjo. Disusul bunyi tembakan senapan dan meriam berdentum keras. Kegaduhan terjadi di mana-mana. Penonton dari jalan Malioboro dan 0 kilometer mendesak ke pagar untuk menonton.

Sirene perang tersebut merupakan pertanda dimulainya acara teatrikal serangan umum 1 maret. 

Adegan awal dimulai dari iringan pasukan Belanda yang diperankan oleh kelompok HvB yang mendesak masuk ke dalam benteng. Di depan rombongan tentara Belanda, ada Tank Stuart, kendaraan tempur tank seri M3A3 buatan Amerika dan panser Humber  Scout dari pusdikav Padalarang merangsek gagah seperti raksasa.

Pasukan Belanda berjalan beriring di samping kiri dan kanan Stuart dengan arogan. Sesekali terjadi kontak senjata dengan pasukan Indonesia tapi pasukan Belanda terlalu perkasa untuk dihadang. Pasukan Belanda berhasil menduduki Benteng Vredeburg.

"Cutt!!!!"
Adegan 1 scene 5 pun selesai! 
 
Dalam diri setiap lelaki dewasa, terlepas berapa pun usianya, tetap tersembunyi seorang anak lelaki kecil yang suka bermain. Boys will be boys, itu bukan kata saya. Saya cuma ngutip saja.

Jika para wanita suka belanja, kumpul bersama dan bergosip maka kaum pria menyukai aktifitas yang memicu adrenalin. Main perang-perangan merupakan salah satu cara  kaum adam menyalurkan dorongan hormon testoteron berlebih. 

Itulah mengapa kemudian saya memilih ikut bermain dalam adegan teatrikal serangan umum saat pembagian tugas. Sebenarnya, saya bisa saja  memilih sebagai tukang photo sehingga memiliki kebebasan bergerak di mana saja.

Tapi pemikiran bahwa ada kemungkinan saya terphoto dengan ekpresi mulut mencong ke atas, darah menyemprot-nyemprot dari mulut seperti adegan film kungfu pada saat tertembak. Atau saat adegan perang terbuka satu lawan satu, saya terphoto dengan pose tubuh sedikit tak senonoh lengkap dengan kostum Belanda cukup menggoda sehingga saya memilih jadi pemain.
benteng vredeburg
sedang latihan adegan tertembak : Arrghhhh....
Lagi pula, siapa tahu ada sutradara atau sutradari yang kebetulan sedang tugas shooting teatrikal tersebut melihat saya yang tampil total jadi Belanda konyol. Kemudian menawari saya ikut main di salah satu projek sinetronnya yang juga tak kalah konyol.

Siapa tau? Ya, boleh berharap 'kan?
benteng vredeburg, yogyakarta
serangan pasukan Belanda ke Benteng Vredeburg


"Camera : Action!!!"

Adegan 2 scene 6 dimulai.

Sehari sebelumnya, beberapa menit menjelang tengah malam, kami dikumpulkan di lapangan terbuka. Bulan tertutup awan, gemiris dingin mengundang. Mata berat menahan kantuk, di samping kiri saya  si Stuart - the tank, terbatuk-batuk.

Dengan storyboard di tangan, sutradara maksudnya -- bukan saya, sibuk memberikan pengarahan. Setting adegan dua dimulai dengan scene saat pasukan Belanda sedang berada di dalam benteng, santai dan tidak sedang melakukan kegiatan apa-apa. .

Kami disuruh untuk menyesuaikan adegan. Tidak perlu  berseragam lengkap dan bawa unit segala. Dalam benak, saya membayangkan kondisi santai pada jaman dulu itu adalah bertelanjang dada, pakai celana katun longgar selutut seperti apek-apek China Glodok sambil menyulut rokok. Sebagian main kartu sambil kipas-kipas karena panas. Satu atau dua orang Belanda mengintip  perawan mandi. Dan sebagian lain tidak tahu pergi kemana.

Tapi  ternyata adegan merokok tidak diperbolehkan. Tidak mendidik. Adegan cowok telanjang dada juga tidak boleh. Alasannya takut kena sensor peraturan kemenkominfo. Ngak lucu kalau dada pasukan Belanda harus di blurrr...saat ditayangkan.
yogyakarta, benteng vrederburg
gaya Belanda santai, tidak telanjang dada

Prett...tett...tett..tetet!!! Rentetan suara tembakan peluru dan meriam membuat pasukan Belanda yang sedang tidak siaga menjadi panik. Kocar-kacir seperti sarang semut rusak di sapu ijuk.

Sungguh. Serangan gabungan pasukan TNI dan rakyat jelata hari itu benar-benar di luar perhitungan pasukan Belanda. Secara insting saya otomatis mengambil peran Belanda yang sedang panik. Sambil menjambak rambut saya berlari ke kiri dan ke kanan sambil berteriak, " Belanda datang...Londo menyerang."

Eits!!! Tunggu dulu. Saya 'kan Belanda....Kok Belanda teriak Belanda? Dasar figuran amatir.

Soal panik saya benaran panik. Saat yang lain sedang tembak-tembakan ke arah pasukan TNI, saya sibuk menembak ke daerah kosong. Biar pun senjatanya dummy alias boongan dan ngak ada peluru. Tetap saja ngak lucu. Ibarat musuh tepat ada di muka, saya malah belok kanan dan nembak ke samping.

Gedebrukk!!! Terdengar suara sesuatu yang berat jatuh di samping saya.

Dari sudut mata saya melihat salah satu tentara Belanda jatuh tertembak. Brukk!!! Tubuhnya terjengkang kemudian menghempas tanah seperti buah duren matang pohon jatuh ke bumi. Beberapa orang segera berlari kemudian menghela si korban keluar arena.

Setelah acara teatrikal usai, saya baru menyadari bahwa si duren matang pohon jatuh ke bumi benar-benar sangat menyiwai perannya sebagai Belanda mati. Lututnya sampai bengkak dan berbaret-baret luka akibat jatuh gedebruk. Ini yang namanya tampil tuntas.
benteng vredeburg, yogyakarta
pasukan TNI menyerang benteng
serangan umum 1 Maret 1949
Adegan saling jegal, tembakan-tembakan merupakan puncak teatrikal serangan umum 1 maret. Durasinya pun cukup lama. Sengit pula. Mercon disulut dan dilontarkan berulang kali. Dari atas benteng beberapa tembakan mercon melenceng arahnya sehingga jauh ke daerah sendiri. Asap yang ditimbulkannya membuat mata berair.

Ambush dari gabungan TNI dan pahlawan bersenjata bambu runcing berhasil melumpuhkan pasukan Belanda. Pasukan Belanda tetap bertahan beberapa lama di dalam Benteng Vredeburg tanpa daya.
.....berbondong-bondong menyerang stuart...
dan kemudian Stuart diperkosa rame-rame
Keberhasilan serangan umum secara simbolik diperagakan dengan diturunkannya bendera Belanda. Sorak kegembiraan gabungan tentara TNI menutup scene.
penurunan bendera Belanda
detik-detik terakhir : Belanda meninggalkan benteng
Adegan penutup - the ending

Pasukan Belanda berbaris dua-dua di depan pintu gerbang benteng Vredeburg. Dengan wajah lesu tertunduk malu, langkah lemah tak bertenaga. Satu demi satu pasukan Belanda meninggalkan benteng. Disambut dengan sorakan penonton dan pasukan TNI dengan teriakan, "Merdeka...!...Merdeka!!!"

Acara teatrikal serangan umum 1 maret secara resmi pun ditutup. Selesai. Tamat. Ending....happy ever after.

Sebagai apresiasi, para pemain disuruh berbaris kembali untuk bersalaman dengan orang penting dari Kota Yogyakarta ( bukan orang dari keraton ) tapi beberapa pejabat penting di pemerintahan. Kirain mau dikasih ang-pao. Hiks! Sedih.
HVB sebagai pasukan Belanda ( kok ada chef )
catatan kaki acara main perang-perangan di Benteng Vredeburg:
  • Stuart beneran batuk-batuk malam itu saat mau dinyalakan. Rada khawatir juga kalau si Stuart mogok. Siapa yang benerin, coba...
  • Supaya tidak menjadi gosip dan salah paham di antara kita berdua, ada baiknya saya jelaskan sedikit tentang adegan saya menjambak rambut sambil lari ke kiri dan ke kanan. Itu cuma terjadi dalam imajinasi saya saja.
  • Soal duren matang pohon jatuh ke bumi, itu benaran loh. True strory. 
  • Yang terakhir!!! Hatiku sedih. Tak seorang pun memoto saya saat adegan teatrikal. Tau gitu, dari awal saya jadi tukang photo saja.

0 Response to "Serunya Main Perang-perangan Di Benteng Vredeburg - Yogyakarta"

Post a Comment