"The ambience is crazily fantastic, green, and mysterious. All sculptures are really astonishing. Created from metal yet they are fluid and burst with life and movement," uncle seronok.
Banyak jalan-jalan, banyak teman. Salah seorang teman baru menawari diri untuk menjadi kurator selama kunjungan ke NuArt Sculpture Park. Supaya lebih menantang, maka tercetuslah ide agar kita jalan kaki saja dari Cimahi menuju komplek Setra Dutakencana -- motong jalan perumahan, seru tentunya.
Tidak terpikirkan bahwa kunjungan ke Galery NuArt kali ini benar-benar merontokkan image saya tentang museum. Jujur saja. Saya tidak pernah benar-benar bisa menikmati kunjungan ke museum atau gallery seni mana pun juga.
Salah satu alasannya adalah karena ketidak-tahuan saya. Berkunjung ke museum bagi saya sama halnya seperti membolak-balik halaman buku mencari halaman yang menarik untuk dibaca. Ketemu, baca sekilas kemudian lanjut ke halaman berikutnya tanpa apa pemahaman yang lebih dalam.
Salah satu alasannya adalah karena ketidak-tahuan saya. Berkunjung ke museum bagi saya sama halnya seperti membolak-balik halaman buku mencari halaman yang menarik untuk dibaca. Ketemu, baca sekilas kemudian lanjut ke halaman berikutnya tanpa apa pemahaman yang lebih dalam.
Jangan dibully - bukan sedang melakukan vandalisme |
Demikian juga halnya kalau berkunjung ke museum. Misalnya saat ketemu patung kuno lingga-yoni di museum, saya cuma mesem-mesem. Kalau saja saya mau sedikit bertanya, kemungkinan saya akan memperoleh penjelasan kenapa alat kelamin pria, lingga, selalu raksasa ukurannya.
Puas? Tidak tahu. Setidaknya saya tidak akan menganggap orang jaman dulu sebagai sex-maniak. Mereka mungkin saja terobsesi persenggamahan dan memuja kegiatan tersebut. Tapi setidaknya saya tidak akan menggangap orang jaman dulu mesum-mesum.
Misalnya lagi : saat melihat diorama yang menggambarkan situasi peperangan di suatu daerah. Kerap saya cuma melirik sekilas, ambil kamera. Jepret,jepret sambil mengeluarkan suara erangan yang tidak jelas maksudnya.
Mengumamkan kata-kata '..ooh...ya...ya....' dan mengangakan mulut seperti idiot. Pakai manggut-mangut kepala supaya keliatan lebih terpelajar. Kemudian pindah secepat kilat ke bagian lain. Itulah yang saya lakukan kalau berkunjung ke museum, yang penting photo-photo dulu.
aikon monumen Garuda Wisnu Kencana ( GWK ) di Jimbaran - Bali seluruh proses pengerjaannya dilakukan di NuArt Gallery Bandung. Setiap potongan dikerjakan secara terpisah seperti potongan lego. Setelah selesai proses pemasangan baru di lakukan di Bali.
NuArt Sculpture yang berbeda :
Mengunjung galery NuArt saat itu seperti mendapat pencerahan intelegensi embun pagi. Semua itu berkat peran teman baru yang menjalankan tugas sebagai kurator tanpa cacat. Sebuah patung tidak sekedar patung semata lagi.
Mengunjung galery NuArt saat itu seperti mendapat pencerahan intelegensi embun pagi. Semua itu berkat peran teman baru yang menjalankan tugas sebagai kurator tanpa cacat. Sebuah patung tidak sekedar patung semata lagi.
Walaupun terbuat dari logam, patung-patung itu mengalir seperti air, bergerak dan siap meledak dengan berbagai cerita di dalamnya. Beberapa membuat saya termangu, ada yang membuat saya tersedak. Saya tahu saat itu juga, jika ada patung yang sanggup membuat saya menangis, maka kunjungan ke museum dan art gallery mendatang tidak akan pernah sama lagi seperti dulu.
Berikut ini dua karya patung yang menurut saya cukup asik untuk dieksplor lebih dalam. Salah satunya adalah condemned dan nightmare. Beberapa karya ditaruh di lapangan terbuka, dan sebagian besar berada di dalam gedung melingkar berlantai dua.
sumber : www.nuarta.com |
Judul : 'condemned' terbuat dari kawat baja ukuran 400x100x140 cm. Patung ini mewakili kasus politik 4 orang pidana mati yang cukup menghebohkan pada tahun 1988.
Saat tak sengaja menemukan patung ini dilengkapi penis berkawat baja, saya tak dapat menahan tawa. Maaf, saya tahu tidak seharusnya melakukan hal itu. Tapi ini benar-benar diluar perkiraan saya. Saya membayangkan patung lelaki telanjang di atas ini seharusnya seperti patung manekin sopan tapi tak berkelamin. Untung penis tersebut tidak dibuat raksasa ukurannya seperti patung linga.
Saat tak sengaja menemukan patung ini dilengkapi penis berkawat baja, saya tak dapat menahan tawa. Maaf, saya tahu tidak seharusnya melakukan hal itu. Tapi ini benar-benar diluar perkiraan saya. Saya membayangkan patung lelaki telanjang di atas ini seharusnya seperti patung manekin sopan tapi tak berkelamin. Untung penis tersebut tidak dibuat raksasa ukurannya seperti patung linga.
Judul : nightmare ukuran 4.45x2.55x1.75meter terbuat dari lempengan baja. Patung ini pernah diletakkan di luar bangunan gallery namun saat ini disimpan di dalam gallery dan otomatis menjadi center-piece di dalam ruang gallery karena paling besar ukurannya.
Untuk menikmati karya ini, kita harus melihatnya dari lantai bangunan dua sehingga detail selimut baja, ekspresi wajah dan potongan badan yang dimutilasi dapat terlihat lebh jelas. Mimpi buruk yang hendak diceritakan oleh Nyoman Nuarta tercetus oleh peristiwa kerusuhan mei 1998. Inilah mimpi buruk yang harus ditanggung oleh bangsa Indonesia.
Cara menuju NuArt Sclupture Park.
Lokasi : kompleks Setra Duta - Sarijadi, Jalan Setra Duta Kencana II no.11. Tiket masuk : Rp 5,000/orang untuk dewasa, anak Rp 2,500 / orang. Kalau naik angkot dari terminal Kebon Kalapa, ambil jurusan Abdul Muis- Ledeng, turun di jalan Cipaganti ( rumah makan ayam bakar Suharti ) sambung dengan angkot biru tua jurusan sukajadi. Dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik ojek.
Cara menuju NuArt Sclupture Park.
Lokasi : kompleks Setra Duta - Sarijadi, Jalan Setra Duta Kencana II no.11. Tiket masuk : Rp 5,000/orang untuk dewasa, anak Rp 2,500 / orang. Kalau naik angkot dari terminal Kebon Kalapa, ambil jurusan Abdul Muis- Ledeng, turun di jalan Cipaganti ( rumah makan ayam bakar Suharti ) sambung dengan angkot biru tua jurusan sukajadi. Dilanjutkan dengan jalan kaki atau naik ojek.
0 Response to "NuArt Sculpture Park yang Mengugah Selera "
Post a Comment